Selasa, 06 September 2011

perempuan yang biasa saja


saya ini hanya seorang perempuan yang sedang bergelut dengan konstruksi lingkungan yang bisa saja membuat saya tidak seperti persepsi pandangan orang sekitar, yang dimana dominan mengatakan: cuek, santai, selalu cengar-cengir dan mencicit kesana kemari, ceroboh, semi impulsif, mudah bergaul, dewasa.

"I am growing old, but I'm not growing old"


saya percaya seseorang akan bertambah dewasa seiring dengan cobaan dan masalah yang pernah dihadapinya. orang terdekat mungkin berpikiran begini "enak banget kayaknya hidup lo kayak ga pernah ada masalah". saya mungkin terlalu tidak ambil pusing pada setiap masalah, setidaknya mencoba. kadang saya letih sekali mengenakan wajah ini, tanpa maksud sok tegar atau sok berat masalah, tapi terkadang saya ingin sekali merengek, menyalak, teriak. tapi tidak, dengan wajah inilah selama ini saya bisa menjalani hidup. hidup as in live not lived.

sedari kecil, saya sudah diberikan kesempatan untuk mengenal cara berfikir terbuka, dimana ada yang namanya persepsi dari sudut pandang berbeda, bukan dengan lari.

"hm gapapa, aku ikut gimana baiknya aja..."

tapi tetap saja saya ternyata.. lari

hidup di tengah kota dan keluarga yang terpisah membuat saya membuat dunia sendiri dalam kepala. saya tak peduli dengan dunia luar. untuk beberapa saat saya pun tak mengenal diri saya sendiri. hanya saya, imajinasi, kesenangan, teman, dan saya, karna saya butuh itu. saya pun memiliki kesulitan dalam 'berbicara'. musik punk rock penuh berontak dan coretan anime kasar menjadi teman terdekat saya sewaktu itu.

beranjak sma, belajar adalah hanya sekedar untuk masuk ipa dan lulus. apa makna belajar itu sendiri saya tidak pedulikan sama sekali. menghafal perkataan tokoh2 yang dianggap 'pintar' meniru karya dari orang2 yang dianggap 'bagus', menyenangi apa yang orang2 anggap 'keren'. sma tingkat akhir, adalah saat saya mulai dipercik dengan sibakan air. saya mau kemana? saya mau apa? saya loh, bukan mereka. tapi mereka, siapa saja? seperti apa?

"keunikan dalam tiap individu dan keindahan dalam perbedaan" itu yang saya dapat semenjak memulai masa kuliah. konsep keseimbangan mengena sehingga saya sudah tidak terlalu memikirkan penyesalan jalan yang saya ambil di masa lalu. saya mungkin belum pintar, belum pandai berbicara, berkarya pun belum pandai, belum begitu peka, belum bisa 'melihat', tapi setidaknya kini.. dan kemarin.. mensyukuri dan menikmati tiap harinya.


dan terakhir, cerita ini hanyalah fiktif..